Keluarga kangkareng ini adalah jenis burung yang tergolong rentan (VU; vulnerable) berdasarkan daftar merah IUCN dan Appendix II menurut CITES. Perlindungannya diatur dalam UU No. 5/1990, PP No. 7/1999 dan PermenLHK RI No. P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi.
Karena berukuran kecil ± 53 cm, Kangkareng Sulawesi sering disebut sebagai Kangkareng Kerdil. Tubuhnya berwarna hitam, sementara ekor dan punggungnya bersemu hijau. Pada individu jantan, muka dan tenggorokan berwarna kuning, sedangkan pada individu betina, muka dan tenggorokannya berwarna hitam.
Dari dua subspesies Kangkareng Sulawesi, masing-masing memiliki ciri khas. R. e. exarhatus: rahang bagian bawah jantan memiliki setrip hitam dan R. e. sanfordi: rahang bagian bawah jantannya bersemburat hitam.
85% makanan utama Kangkareng Sulawesi adalah buah-buahan dan sisanya beberapa hewan kecil terutama invertebrata; hewan yang tidak bertulang punggung. Burung ini juga sering mencari makanan di tengah kanopi pepohonan yang berbuah. Selama pencariannya, mereka biasa berkelompok hingga puluhan individu, kemudian hinggap pada pohon jenis beringin (Ficus spp).
Kangkareng Sulawesi sering hidup dalam kelompok kecil 2-10 individu (rata-rata 4), yang berperan untuk menjaga wilayah kelompok dan saling membantu dalam proses perkembangbiakannya. Bahkan dalam kelompok tersebut, dapat ditemukan lebih dari satu pasangan yang sedang berbiak.
Musim berbiak dimulai pada bulan Maret-April. Betina akan mengurung diri dalam lubang pohon untuk mengerami telur. Pasangan jantan bertugas menyediakan pakan, baik untuk induk maupun anak-anaknya. Jumlah telur biasanya 2-3 butir.
Menurunnya populasi Kangkareng Sulawesi diakibatkan oleh kerusakan habitat, kebakaran hutan, perburuan, hingga penambangan emas. Terlebih hutan di Sulawesi telah hilang 16,9% dalam waktu sepuluh tahun selama kurun waktu 1985-1997 dan 36,1% pada 1997-2001.
Pada tahun 1978-1979, populasi Kangkareng Sulawesi mengalami penurunan akibat wabah penyakit yang ditularkan oleh unggas domestik.
Meskipun berukuran kecil, daya jelajah Kangkareng Sulawesi bisa mencapai 100 km2.