Julang Emas

Membutuhkan area hutan yang luas dan tidak terganggu untuk melakukan kegemarannya; menjelajah. Sehingga mereka dianggap tidak toleran terhadap hilangnya habitat.

Julang Emas masuk dalam daftar merah IUCN sebagai VU (Vulnerable) dan Appendix II, CITES. Selain itu, satwa ini dilindungi berdasarkan PermenLHK No. 20 Tahun 2018, UU No.5 Tahun 1990 dan PP No.7 Tahun 1999.

Persebaran dan Habitat

Di Indonesia, Julang Emas tersebar di Kalimantan, Sumatera, Jawa dan Bali (termasuk beberapa pulau lepas pantai). Mereka umumnya hidup di hutan dataran rendah dan perbukitan sampai ketinggian 2.000 m. Wilayah persebaran lainnya yaitu Butan Selatan, India Timur, Cina Barat Daya, Asia Tenggara dan Semenanjung Malaysia.

Identifikasi
 

Panjang tubuhnya berkisar 75-85 cm. Berat tubuh jantan antara 1,6-3,6 kg, sedangkan betina 1,3-2,7 kg. Punggung, sayap, dan perutnya berwarna hitam dengan kemilau hijau metalik serta ekor panjang berwarna putih. Paruh panjangnya berwarna putih kusam-kuning pucat dan balung yang berbentuk lipatan-lipatan rendah serta kerutan yang jelas melintang di pangkal kedua rahang berwarna orange gelap-cokelat.

Kaki berwarna abu-abu kehijauan gelap. Individu jantan memiliki mahkota dan tengkuk berwarna merah bata; wajah dan leher depan berwarna putih hingga berwarna krem. Sedangkan, kulit di lingkaran mata (circumorbital) berwarna merah dan kelopak mata berwarna merah muda. Pada iris mata berwarna merah gelap dengan lingkar dalam biru sempit dan di bawah paruh terdapat kulit kantung tiup berwarna kuning tidak berbulu dengan garis biru-hitam yang terputus di tengah.

Individu betina lebih kecil; kepala dan leher berwarna hitam dengan kantong gular berwarna biru, bergaris sama dengan jantan. Kulit di sekitar lingkaran mata berwarna merah dan iris mata berwarna cokelat gelap dengan lingkar dalam biru sempit.

Pakan

Julang Emas memakan buah-buahan seperti buah ara, buah kenari, buah ulin dan buah mahoni. Di Kalimantan, makanan utama mereka adalah buah kaya lemak yang lebih tersedia musiman. Mereka juga memakan hewan-hewan kecil; telur burung, anak burung, katak pohon, kelelawar, ular, kadal dan invertebrata kecil.

Perkembangbiakan

Saat berbiak, Julang Emas membutuhkan pohon yang besar dan tinggi dengan lubang alami. Lubang tersebut ditutup oleh betina dengan menggunakan kotoran dan sisa makanan. Jumlah telur 2 butir, tetapi biasanya hanya satu anak burung yang selamat sampai dewasa. Spesies ini menghabiskan waktu bersarang sekitar 111-137 hari: masa persiapan dan bertelur 13-14 hari, masa pengeraman telur 40 hari dan masa perawatan anak burung 90 hari.

Di Kalimantan, musim berbiak berlangsung pada bulan Januari-Mei ketika buah berlimpah. Sementara di Sumatera, musim berbiak hampir sepanjang tahun, kecuali Desember. Sedangkan di Jawa, pada bulan Januari, Juli sampai September.

Ancaman

Julang Emas dianggap tidak toleran terhadap hilangnya habitat karena membutuhkan area hutan yang luas dan terjaga. Mereka diburu secara lokal dan diduga populasinya menurun hingga 30-49% pada tiga generasi mendatang. Sehingga, spesies ini diusulkan untuk masuk dalam status rentan, daftar merah IUCN.

Tahukah Kamu?

Julang Emas memiliki suara khas seperti salakan yang berulang, pendek dan terdengar parau. Ketika terbang, kepakan sayapnya yang berat mengeluarkan suara keras dan tajam, terdengar hingga 1 km. Namun, kepakannya lebih senyap ketika bulunya basah. Mereka juga lebih jarang bermanuver meluncur ketika terbang dibanding julang yang lain.