Enggang Klihingan

Bersifat sosialis, burung ini biasa hidup dalam kelompok antara 2-20 individu. Kelompok burung ini banyak ditemui di bawah kanopi hutan.

Pemilik nama lain Bushy-crested hornbill ini, masuk dalam daftar satwa dilindungi berdasarkan PermenLHK No. 20 Tahun 2018. IUCN & CITES juga memasukkan Enggang Klihingan dalam kategori Near Threatened (NT) dan Appendix II.

Persebaran dan Habitat

Enggang yang sering berkelompok antara 2-20 individu ini memiliki wilayah persebaran di kawasan Asia tenggara. Di antaranya Myanmar, Thailand, Malaysia, Brunei dan Indonesia yang meliputi Pulau Sumatera dan Kalimantan sebagai wilayah hutan tropis di dunia.

Enggang Klihingan biasa mendiami hutan-hutan lebat yang menjadi sumber pakan utama. Meskipun masih ditemui di hutan gambut, mereka lebih sulit ditemui di hutan terbuka; seperti tepi pantai. Mereka lebih menyukai lubang alami di pohon meranti untuk bersarang.

Identifikasi
 

Enggang Klihingan memiliki panjang tubuh sekitar 60-65 cm. Paruhnya berwarna gelap, sayap dan punggung berwarna hitam, sedangkan warna bagian ekornya gradasi coklat tua keabu-abuan dan hitam pada bagian ujung. Bagian perut mereka berwarna coklat keabu-abuan dan tidak ada bulu pada bagian leher atas dan sekeliling mata.

Enggang jantan dan betina dapat dibedakan dari warna iris mata; jantan berwarna merah, sementara betina berwarna hitam. Suara Enggang Klihingan lebih berisik daripada enggang lainnya.

Pakan

Komposisi pakan Enggang Klihingan terdiri dari beberapa buah seperti ara (Ficus spp.) dengan kandungan gula yang tinggi dan beberapa buah dari kelompok Meliaceae and Myristicaceae yang juga tinggi akan kandungan lemaknya. Namun di beberapa kondisi, Enggang Klihingan memakan binatang seperti jangkrik, katak, kadal, serangga, dan lain-lain.

Perkembangbiakan

Enggang Klihingan bersifat monogami atau setia pada satu pasangan selama hidupnya. Ketika mulai memasuki musim berbiak, enggang jantan akan memberi pakan pada anak dan betina dalam sarang. Bahkan dalam masa perkembangbiakan, mereka memerlukan waktu selama 90 hari: 60 hari bersarang untuk menghasilkan 2-3 anak burung dan 30 hari masa inkubasi.

Karena hidupnya sering berkelompok, beberapa individu Enggang Klihingan akan selalu berbagi tugas untuk menjaga, melindungi dan memberi pakan kepada anak dan betina dalam sarang. Saat memasuki musim berbiak, jantan akan memberi makanan dan 4-6 individu lain ikut membantu dalam tugas perkembangbiakan; seperti mengeluarkan suara untuk melindungi sarang dan teritorialnya.

Ancaman

Enggang Klihingan telah kehilangan habitat aslinya sebanyak 12% sejak tahun 2000-2012, meski mereka bisa beradaptasi pada perubahan habitat. Namun jika kerusakan hutan terus terjadi, dikhawatirkan tiga generasi mendatang tidak lagi memiliki habitat aslinya.

Tahukah Kamu?

Karena ukuran tubuh Enggang Klihingan kecil, mereka mampu berbiak dengan memanfaatkan pohon kecil untuk bersarang. Jika memasuki musim buah yang berlimpah, mereka dapat berkelompok dalam jumlah besar. Namun, kelompok ini akan terpecah dalam beberapa grup selama ketersediaan buah pakan di hutan mulai berkurang. Artinya setiap kelompok akan membuat teritorialnya sendiri.